27 Oktober 2023, pada musim panas dan terik di Jakarta Utara, hari terakhir dari rangkaian pelaksanaan Akreditasi Klinik yang melelahkan, disitu ia pertama kali muncul. Rasa gugup pasti ada namun ntah mengapa
Januari. Tulisan ini didedikasikan untuk Januari. Bulan spesial. Bulan nya Saya. Mungkin tak cukup spesial bagi semua orang. Tapi hal itu berlaku untuk saya. Tiga puluh tiga tahun genap hidup di dunia ini,
-4 Januari 2023, Jakarta, yang sedikit mendung-Rintik hujan jatuh turun memeluk bumi. Aroma laut teredam sementara, mungkin itu musim yang beberapa hari ini menemaniku dalam menggenapi kenyataan bahwa sudah tiga puluh dua tahun
Aku gelapAku pekatAku dalam. Titik terdalam di bawah bumiAku tidak terselami ada bangkai yang mengendap di dasarku, tentang senja, hujan dan cerita yang tlah usai. Puisi cinta yang tlah habis kubaca. Menjelma menjadi seseorang
Awan hitam berarak manis, ketika waktu hampir menunjukkan tepat tengah malam. Sesosok tinggi semampai yang tak begitu disadari samar-samar melintas melewati diri. Di tengah semaraknya hilir mudik konser tengah kota, di bawah terang
Rindu bisa tercipta, karena kita pernah memiliki kenangan bahagiaKepada siapapun orangnya, terhadap apapun halnya, untuk apapun pengalamannya Kita bisa rindu kepada malam, malam hening yang biasa menyapa. Tanpa perlu memikirkan esok, tanpa perlu

Beku

By Dewi Arianna Manullang
Agustus 14, 2022
Tiga - Agustus - Dua Ribu Dua Puluh DuaHari ketiga pendidikan latsar, hari-hari awal adaptasi yang mengurut dada. Dalam suar bising, jiwa tenggelam ingin terasing. pergi jauh sampai tak bisa untuk ditemukan, seperti
Dulu kala, ketika glorifikasi cinta berputar-putar di atas udara. Naik ke angkasa. memantul dan terhirup ke sekitarnya.Gym bareng, karaoke di pertengahan kota, setelah sebelumnya menyesap wedang jahe panas di perempatan taman malam. Menghabiskan
Perempuan itu terduduk mangu di pojok ruang kerja berukuran tujuh meter kali tujuh meter. Tidak disangka semesta masih memberi kesempatan kembali bertugas, melayani, dan mengobati. Dia bukan menyembuhkan. Tuhan yang menyembuhkan. Tapi dia
Pernahkah kau terkagum hanya dengan baru sekali pertemuan? Sekali tanpa terencana. Dua kali kemudian oleh semesta dengan sandiwaranya yang kompleks. Beberapa kagum memang harus disyukuri keberadaannya, menjadi secangkir puisi yang siap kau teguk.  Dokumentasi PribadiAku Cinta.